MANUSIA DAN TEKNOLOGI
Pada
dasarnya teknologi yang ada saat ini ada karena suatu budaya yang telah ada
sejak lama. Dasar-dasar ilmu yang ada untuk menciptakan teknologi itu pun di
dapat dari penelitian suatu ilmiah yang terkandung dari suatu budaya. Maka
karena itulah budaya dan teknologi saling ketergantungan.
Pengaruh Teknologi
Informasi dan Komunikasi Terhadap Budaya Timur
Komunikasi
adalah salah satu unsur penting di dalam kehidupan, apa lagi manusia adalah
mahluk social. Manusia sekarang sudah semakin mudah dalam berkomunikasi.
Ternyata arus informasi ini berdampak besar pada kehidupan kita. Lihat saja
kehidupan pemuda sekarang. Dulu, berciuman bibir-ketemu-bibir dapat dikatakan
sangat tabu. Seiring perkembangan jaman budaya berciuman bibir-ketemu-bibir,
bak kacang kapri yang dapat ditemui di setiap warung, bahkan menjadi makanan
favorit mungkin. Sedikit demi sedikit jika kita tidak bisa membentengi diri
dengan memperkuat dimensi budaya kita, mungkin budaya kita nilai-nilainya akan
tergeser. Apakah kamu ikut berkontribusi?
Kenapa
justru Budaya Timur yang dirasa tergeser?, bukannya Budaya Barat?. Secara umum,
budaya timur itu identik dengan batasan batasan norma di setiap aspek
kehidupan, bersifat religious, rumit penuh dengan metode. Tetapi budaya barat
justru lemih condong kearah kebalikan dari budaya timur itu sendiri, budaya
barat lebih identik dengan corak kebebasan. Di dalam budaya barat ini biasanya
semua berlandaskan logika dan kebutuhan. Makanya seseorang sewaktu waktu akan
merasa tertekan jika mengikuti budaya timur, kalau mereka tahu budaya barat
lebih bebas. Begitulah…, setiap manusia mungkin tidak ingin norma norma
tersebut sebagai penghalang di dalam kehidupan mereka. Jadi orang tesebut
mungkin akan memilih budayabarat.
Bagaikan
buaya air tawar dimasukkan ke dalam air laut. Jika kita yang belum siap
menerima budaya barat, pasti saja kita akan mendapati masalah. Seperti yang
telah kita ketahui perkembangan TIK menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan
budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata
menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai
pelestarian budaya. Perkembangan tersebut mengkibatkan berkurangnya keinginan
untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya
ramah-tamah, gotong royong, senyum, sapa, cium tangan, bahasa yang baik dan
sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Saat ini, ketika
teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin
lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi. Padahal
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat
menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik
pusat maupun daerah.
Hal
lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa
indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah
lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak,
Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai
rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka
menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya)
dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa
Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No problem dan
Yes’. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan
sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion.
Gaya
berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan
telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri
memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya
perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang
ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus
informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta
`menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Salah satu keberhasilan penyebaran
kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang
berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat
(dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah
globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur
sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
Jadi
masyarakat diberikan pilihan “Kualitas” atau “selera”. Hal ini dapat menjadikan
kesenian atau budaya etnis kita dipandang sebelah mata. Dan digusur oleh budaya
barat dengan kesenian popnya bercorak kebebasan. Jadi bagaimana? Cara yang
paling ampuh adalah meningkatkan SDM yang berpatokan kepada budaya bangsa.
Sekolah harus bisa membantu dalam pembentukan karakter. Peran orang tua juga
penting, menanamkan nilai nilai budaya timur. Pemerintah juga harus
berkontribusi dalam hal ini, misalnya mengkaji norma mengenai pergeseran
budaya. Masyarakat harus berhati hati dalam meniru budaya budaya lain sehingga
tidak berdampak buruk pada jati diri bangsa. Media masa adalah contributor
utama dalam globalisasi, jadi media masa perlu mengkaji informasi yang kana
disampaikan kepada masyarakat. Dengan begini semua orang bisa berperan aktif
dalam mempertahankan budaya kita. Kita harus memperkuat dimensi budaya kita.
Sehingga kita bisa mempertahankan budaya kita.Dampak perkembangan teknologi
informasi terhadap jati diri budaya bangsa
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat memang memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mengakses secara real-time informasi terkini yang terjadi di belahan dunia manapun dan tidak ada batasan sama sekali .
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat memang memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mengakses secara real-time informasi terkini yang terjadi di belahan dunia manapun dan tidak ada batasan sama sekali .
Namun
demikian, di sisi yang lain ternyata perkembangan IT dapat berbahaya karena
dikhawatirkan dengan begitu kencangnya aliran informasi tersebut dapat menyebabkan
jati diri dan budaya bangsa ikut luluh lantak terbawa arus.Memang di setiap
kisi-kisi kehidupan terdapat dua hal yang saling berseberangan. Ibarat dua sisi
mata uang, akibat dari suatu perkembangan hidup dapat menyebabkan kebaikan dan
keburukan. Oleh karena itu dibutuhkan kecerdasan rohani – di samping kecerdasan
jasmani – sehingga kemajuan yang dicapai oleh umat manusia dapat diseleraskan
dan diarahkan kepada kepentingan bersama dan lebih diutamakan untuk hasil yang
positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar