Sabtu, 22 Desember 2018

Review Jurnal

Review Jurnal


ISSN : 2301-9425

REVIEW JURNAL SISTEM PAKAR DIAGNOSA KECANDUAN MENGGUNAKAN
INTERNET (INTERNET ADDICTION) MENGGUNAKAN
METODE CERTAINTY FACTOR

ABSTRAK
Internet addiction merupakan sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu
yang sangat banyak dalam meggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online.Pada umumnya di Indonesia tingkat penyalahgunaan internet semakin meningkat dimana penggunaan internet
tersebut memiliki kecenderungan membuat penggunanya asyik di depan komputer hingga melupakan waktu.Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengguna internet dapat beresiko mengalamikecanduan internet (internet addiction), dimana internet menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Oleh karenaitu perlu dibangun suatu sistem pakar untuk mendiagnosis internet addiction untuk dapat mendukung parapakar atau para psikolog dalam hal mencegah dan mendiagnosis kecanduan internet secara dini agar efek yangditimbulkan tidak merugikan remaja tersebut. Aplikasi sistem pakar ini dibangun dengan menggunakan metodeCertainty Factor. Dimana sistem pakar ini memberikan hasil berupa tingkatan kecanduan yang diderita remajaawal tersebut.

Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang pesat memberikan banyak kemudahan dalam penyelesaian masalah dan pencapaian hasil kerja yang memuaskan bagi kehidupan manusia. Ketika ada permasalahan, seseorang tentu ingin solusi pemecahan masalah tersebut memiliki spesifikasi yang sesuai dengan keinginan orang tersebut. Masalah utama dalam perkembangan teknologi komputer yang semakin lama semakin maju adalah kebutuhan akan tingkat “kepandaian” komputer yang semakin hebat lagi. Untuk itu dikembangkanlah suatu sistem yang dapat mengambil suatu keputusan, kesimpulan ataupun jawaban yang lengkap dengan alasan dan tahap-tahap runtun dari sistem tersebut untuk mencapai jawaban akhir yang dilengkapi dengan kemampuan belajarnya. Sistem tersebut dikenal dengan sistem pakar. Sistem pakar telah digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu kedokteran. Pakar dalam bidang psikologi terdapat di biro-biro konsultasi yang tidak terlalu mudah untuk ditemui. Harus ada proses penjadwalan bila ingin konsultasi dengan seorang psikolog. Untuk melakukan konsultasi tentang kecanduan terhadap internet harus melalui proses tadi, sehingga akan membutuhkan waktu lebih lama dalam mendeteksi atau mengatasi kecanduan internet yang dialami seseorang. Menurut Pusat Internet Addiction Recovery website (ironic), penelitian telah menunjukkan bahwa semakin banyak orang di seluruh dunia telah menjadi kecanduan aktivitas online seperti game, perjudian dan browsing. Pada tahun 2002, Elizabeth Wooley mendirikan On-Line Gamers Anonymous (OLGA) untuk mengenang anaknya Shawn, yang bunuh diri saat bermain game EverQuest online. Di Indonesia tingkat penyalahgunaan internet semakin meningkat seperti menyebar luasnya situs-situs pornografi, dan situs-situs yang cenderung bersifat kekerasan, dimana penggunaan internet tersebut memiliki kecenderungan membuat penggunanya asyik di depan komputer hingga melupakan waktu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengguna internet dapat beresiko mengalami kecanduan internet (internet addiction), dimana internet menjadi kebutuhan yangharus dipenuhi.Banyak penelitian melaporkan, pemain game online yang mengalami internet addiction bermain menggunakan waktu lebih dari 4 (empat) jam setiap hari. Durasi waktu yang digunakan juga semakin lama akan semakin bertambah agar individu mendapatkanefek perubahan dari perasaan, dimana setelah bermain internet atau game online individu merasakan kenyamanan dan kesenangan. Sebaliknya, individu biasanya akan merasa cemas atau bosan ketikabermain game online ditunda atau diberhentikan. Individu yang mengalami kecanduan game online, terlalu asyik dengan dunianya sendiri sehingga tidak perduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitar. Efek dari kecanduan internet dapat dilihat dalam bidang akademik, hubungan (relationship), pekerjaan (occupational), keuangan (financial), fisik, dan mendapatkan masalah psikologi yang serius di kemudian hari. Tidak seperti orang dewasa yang pada umumnya sudah mampu memfilter hal-hal yang baik ataupun buruk, remaja sebagai salah satu pengguna internet selain belum mampu memilih aktivitas internet yang bermanfaat, mereka juga cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif dan negatif yang akan diterima saat melakukan aktivitas internet tertentu. Untuk itu perlu adanya sistem yang dapat mendukung para pakar atau para ahli psikolog dalam hal mencegah dan mendiagnosis dini agar efek yang ditimbulkan tidak merugikan remaja tersebut. Pengetahuan sistem pakar direpresentasikan dalam format tertentu, dan dihimpun dalam suatu basis pengetahuan.
a. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis penyakit sebagai salah satu contohnya.
b. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga. Sedangkan kekurangan metode Certainty Factor adalah:
a. Ide umum dari pemodelan ketidak pastian manusia dengan menggunakan numerik metode Certainty Factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode Certainty Factor di atas memiliki sedikit kebenaran.
b. Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian/kepastian hanya 2 data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari 2 buah data.

Landasan Teori 

Faktor Kepastian

Faktor Kepastian (Certainty Factor) menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (fakta atauhipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar[1]. Certainty Factor menggunakan suatu nilai untukmengasumsikan derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. Certainty Factor memperkenalkan konsep keyakinan dan ketidakyakinan yang kemudian diformulakan dalam rumusan dasar sebagai berikut:

CF[P,E] = MB[H,E] - MD[H,E]
Keterangan:
CF : Certainty Factor
MB : Measure of Belief
MD : Measure of Disbilief
H : Hypothesis
E : Evidence

Berikut ini adalah deskripsi beberapa kombinasi
·                     Certainty Factor terhadap berbagai kondisi:
·                     Certainty Factor untuk kaidah dengan premis tunggal  
      (single premis rules):CF(H,E) = CF(E)*CF(rule) = CF(user)*CF(pakar)
·                     Certainty Factor untuk kaidah dengan premis majemuk (multiple premis rules):
       CF(A AND B) = Minimum (CF(a),CF(b)) * CF(rule)
       CF(A OR B) = Maximum (CF(a),CF(b)) *CF(rule)
·                      Certainty Factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa (similarly   concluded rules):
       CFCOMBINE(CF1,CF2)=CF1+CF2*(1-CF1)[2].

Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty Factor

Adapun kelebihan Certainty Factor adalah:

·                     Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis penyakit sebagai salah satu contohnya.
·                     Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga.
Sedangkan kekurangan metode Certainty Factor adalah:         

·                     Ide umum dari pemodelan ketidak pastian manusia dengan menggunakan numerik metodeCertainty Factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode Certainty Factor di atas memiliki sedikit kebenaran.
·                     Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian/kepastian hanya 2 data saja. Perludilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari 2 buah data.

Komponen Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu: lingkungan pengembangan (developmentenvironment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment)[3]. Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama yaitu: antar muka pengguna (user interface), basis data system pakar (expert system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility) dan mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada satu komponen yang ada pada beberapa sistem pakar yaitu fasilitas penjelasan (explanation facility).

Internet Addiction
Internet addiction merupakan suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi tolerance (penggunaandalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapatmembangkitkan kesenangan dalam jumlah yang sama), whithdrawal symptoms (khususnyamenimbulkan termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikandiri), dan terganggungnya kehidupan social.

Analisa 
Rancang Bangun Sistem Pakar
Data yang digunakan dalam implementasi sistem pakar untuk pengujian analisa tingkat Internet Addiction pada seseorang ini berguna menentukan pencarian query atau memberikan informasi sebagai jawaban dari query yang diterima.
Penggunaan Metode Certainty Factor
Adapun analisaterhadap sistem pakar yang dibangun merupakan rule based expert system yang menerapkan metode certainty factor, dimana metode ini digunakan untuk mengatasi kesulitan kepastian data tingkat kecanduan di dalam proses analisis kecanduan internet seseorang. Certainty Factor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.

Kesimpulan 

Pada kesimpulan ini menulis menyimpulkan bahwa Internet addiction diukur melalui alat ukur berbentuk skala Internet Addiction. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala internet addiction yang diberikan, semakin tinggi internet addiction yang dirasakannya.

Internet addiction diukur melalui alat ukur berbentuk skala Internet Addiction. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala internet addiction yang diberikan, semakin tinggi internet addiction yang dirasakannya. Certainty Factor diterapkan dalam mengukur Internet Addiction dengan cara, skala Internet Addiction diberi nilai bobot untuk setiap gejala. Kemudian nilai bobot tersebut dikalikan dengan nilai yang diberikan user.
selanjutnya nilai setiap gejala dikombinasikan dan terakhir dihitung persentasi keyakinannya. Perancangan aplikasi ini menggunakan Visual Basic 6.0 dan database Microsoft Acces 2007.



Daftar Pustaka : Download jurnal di Sini

Selasa, 08 Mei 2018

Analisis Sistem Teknologi Pada PT Kereta Api indonesia (KAI)


Service Strategy
Dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, mobilisasi pun semakin meningkat. Konsekuensi yang harus ditanggung adalah meningkatnya mobilitas penduduk yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan layanan umum atau public salah satunya seperti layanan sarana dan prasarana transportasi. Kemudahan dan kenyamanan merupakan salah satu factor yang menjadi tuntutan konsumen.
Dengan alasan tersebut PT KERETA API INDONESIA (KAI) (PERSERO) memberikan kemudahan bagi pengguna jasa kereta api (KA). Kemudahan ini berupa layanan pembelian tiket KA melalui online payment yang digunakan pada gerai anjungan tunai mandiri (ATM) Bank yang tergabung dalam ATM Bersama dan ATM Bank lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Rabu, 26 Januari 2011, PT. KAI dan PT Arta Jasa menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang pembelian tiket melalui sistem jaringan online, di Gedung Jakarta Railway Center (JRC).
Kerjasama ini merupakan upaya PT. KAI untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya memberi kemudahan pengguna jasa KA untuk mendapatkan dan membayar tiket melalui online payment. Mekanisme pembelian ticketing online ini, sebelumnya pelanggan menghubungi contact center KA di no 121 dari telepon rumah atau 021-121 melalui telepon genggam (GSM atau CDMA), dan selanjutnya operator contact center 121 akan memandu sistem pembayaran online sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Selain melalui stasiun, agen tiket, pusat reservasi, layanan online payment ini merupakan alternatif tambahan pilihan calon penumpang untuk mendapatkan dan membayar tiket KA. Sehingga pengguna jasa KA dapat memanfaatkan layanan ini kapan dan dimana saja.
PT. KAI akan terus mengembangkan pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan. “Dari pelayanan online ticketing ini, selain memberikan kemudahan kepada pelanggan kami, juga diharapkan dapat mengurangi praktek percaloan tiket KA.
Kerjasama ini sebagai bukti bahwa PT. KAI ingin terus berkembang menjadi penyedia jasa angkutan massal perkeretaapian yang berbasis teknologi informasi mengikuti kebutuhan konsumen.
Service Design
PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan bisnisnya. Hal tersebut dapat dilihat dari penyediaan layanan e-ticketing yang telah berjalan sejak tahun 2013. Sistem e-ticketing merupakan inovasi utilisasi teknologi informasi dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang bertujuan untuk memberikan layanan publik terbaik bagi seluruh masyarakat pengguna fasilitas kereta api.
Selain itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga telah memiliki E-ticketing Monitoring Center (EMC) yang dibangun untuk memastikan dan menjamin keberlangsungan sistem dan perangkat secara tersentralisasi. Kedua sistem tersebut didukung oleh berbagai sumber daya dan perangkat elektronik serta proses pembangunan sistem yang responsif terhadap kebutuhan untuk meminimalisir antrian pada loket dan monitoring seluruh perangkat e-ticketing secara tersentralisasi.
Dengan adanya e-ticketing, terdapat 7 kemudahan yang dapat dirasakan oleh pengguna kereta api, yaitu:
1.      Tidak perlu antri tiket di stasiun, calon penumpang dapat melakukan reservasi tiket kereta api online dari rumah atau mana saja tanpa perlu antri di stasiun atau proses yang rumit.
2.      Pembayaran mudah dan cepat, pembayaran dapat melalui ATM, internet banking, kartu kredit, 137 bank atau outlet PPOB fastpay atau fasttravel
3.      Reservasi dan pemesanan tiket kereta api online di kapan saja dan di mana saja. Cukup menggunakan laptop/computer/HP/gadget yang terhubung dengan internet, maka calon penumpang dapat melakukan reservasi dengan nyaman.
4.      Dapat memilih tempat duduk sendiri. Calon penumpang dapat memilih tiket kereta api promo dan reguler, semua bisa memilih tempat duduk di mana saja sesuai selera.
5.      Hemat waktu dan biaya. Proses cepat, gratis, diskon tiket & biaya admin yang relatif murah sehingga semuanya menjadi mudah, ringan dan nyaman.
6.      Tersedia tiket kereta api untuk semua jurusan. Calon penumpang tidak perlu khawatir semua jurusan ada dalam layanan e-ticketing.
7.      Layanan reservasi H-90. Calon penumpang dapat melakukan reservasi untuk perjalanan 90 hari atau 3 bulan yang akan dating, sehingga tidak perlu takut kehabisan tiket kereta api.

SERVICE OPERATION
Perancangan Service Operation meliputi proses incident management, Problem management, dan
perancangan fungsi Service Desk sebagai single point of contact layanan TI. Proses perancangan sendiri
dilakukan di layanan angkutan penumpang, khususnya di layanan Rail Ticketing System (RTS) .Hasil
perancangan Service Operation dengan framework ITIL Versi 3 pada layanan angkutan penumpang PT
Kereta Api Indonesia berupa dokumentasi prosedur untuk Incident Management, Problem Management,
dan rancangan arsitekur teknologi untuk Service Desk yang merupakan bentuk rekomendasi bagi PT
Kereta Api Indonesia.

SERVICE TRANSITION
Service transition merupakan iterasi yang dilakukan untuk menyesuaikan layanan TI yang akan dikembangkan dengan layanan TI yang telah berjalan di organisasi, melakukan review dan pengecekan terhadap layanan TI yang akan dijalankan. Proses pengecekan dilakukan guna melihat kelemahan atau kekurangan yang muncul untuk diubah kembali sebelum diimplementasikan.
Analisis Kekuatan dan Kelemahan PT Kereta Api (Persero) Indonesia

Kekuatan :
PT KAI memiliki beberapa kekuatan atau kelebihan, antara lain :
merupakan jasa transportasi yang paling banyak di pergunakan oleh masyarakat, karena cukup ekonomis.
memberikan layanan kereta api penumpang dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta api penumpang yang dijalankan secara teratur di berbagai daerah.
selain memiliki rangkaian kereta untuk penumpang dan barang, PT KAI juga memiliki kereta wisata.
Kereta Api Kelas Ekonomi masing-masing memiliki nilai strategis terhadap dinamika perekonomian nasional, khususnya untuk menunjang sektor pariwisata.
Untuk menunjang kepariwisataan, PT. KAI memberikan pelayanan carter kereta khusus wisata juga berbagai keperluan seperti : rapat, pesta pernikahan, ulang tahun, dsb di atas Kereta Api menuju berbagai kota tujuan. yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yang memuaskan.
Disamping Angkutan Penumpang dan Angkutan Barang, PT. KAI juga memberdayakan aset non produksi untuk dikomersialkan ke pihak eksterna.
 Untuk pelaksanaan tugas di PT KAI, diperlukan proses pendidikan dan pelatihan secara terprogram dan kontinyu baik di bidang prasarana, sarana, operasional, niaga, maupun manajemen.


Kelemahan :
Selain memiliki banyak kelebihan, PT KAI juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
Masalah ketepatan jadwal perjalanan KA masih diwarnai dengan kelambatan, karena pada bagian jalan KA tertentu sedang ada pelaksanaan pekerjaan perbaikan pada komponen jalan rel, baik berupa penggantian rel, bantalan, maupun penambahan balas, sehingga KA harus berjalan perlahan dan berpengaruh terhadap total waktu tempuh.
Rangkaian KA yang ada sekarang masih kurang, jika dibandingkan dengan jumlah penumpang yang sangat banyak. bahkan disetiap gerbong KA selalu kelebihan muatan atau OverLoad dari jumlah kapasitas yang diharuskan.
Pelayanan dan keamanan masih sangat kurang dan perlu di tingkatkan lagi kinerjanya, baik pada saat di stasiun maupun saat di dalam gerbong kereta msaih belum terdapat pelayanan dan keamanan yang memuaskan konsumen.

CONTINUAL SERVICE IMPROVEMENT
Salah satunya yaitu dengan mengurangi waktu pemesanan tiket di loket. Itulah yang dilakukan oleh salah satu daerah operasi PT KAI.
Seperti yang dijelaskan oleh Manajer Komunikasi PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto, Surono bahwa waktu pelayanan pemesanan di loket-loket stasiun yang semula dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB setiap harinya, diubah menjadi pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, dengan waktu istirahat selama 45 menit, yakni pukul 12.00 WIB hingga 12.45 WIB.
Untuk stasiun yang hanya dilengkapi satu loket, selama waktu istirahat tidak menerima pesanan tiket.
Sementara untuk stasiun yang dilengkapi lebih dari satu loket seperti Stasiun Purwokerto, Kroya, Kutoarjo, Gombong, Kebumen, dan Cilacap, waktu istirahat akan dilaksanakan secara bergilir sehingga masih bisa melayani pemesanan tiket.
Selain itu, di luar jam layanan pemesanan tiket tersebut, loket stasiun hanya akan melayani pembelian tiket go-show atau tiket untuk keberangkatan langsung pada hari itu. Pemangkasan waktu pelayanan pemesanan tiket di loket-loket stasiun tersebut dilaksanakan sebagai upaya untuk mengurangi kepadatan di stasiun dengan tujuan peningkatan pelayanan penumpang.
Bahkan untuk pemesanan tiket melalui kanal eksternal, Surono menjelaskan, PT KAI memberikan diskon sebesar Rp7.500 per tiket, sedangkan biaya pemesanan tiket pada kanal eksternal maksimal sebesar Rp7.500 per satu kode pemesanan yang dapat digunakan untuk maksimal empat tiket sekaligus.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan pemesanan tiket KA, kanal penjualan tiket eksternal yang terdiri atas agen tiket, Kantor Pos, Pegadaian, dan gerai minimarket Alfamart, Indomaret, maupun Alfamidi serta jaringan “payment point” akan terus ditingkatkan jumlahnya oleh PT KAI.
Pasalnya, pemesanan tiket KA melalui kanal eksternal dinilai lebih menguntungkan bagi calon penumpang karena dapat menghemat waktu dan biaya ke stasiun
Referensi :

Selasa, 09 Januari 2018

Trend SI / TI Dalam Bidang Media dan New Media

TREND SISTEM INFORMASI ATAU TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG MEDIA / NEW MEDIA 

1.  Manfaat Media

      Dibawah ini merupakan manfaat dari TI atau SI dalam bidang media/ new media antara lain, mencakup beberapa bidang, yaitu:
  • Bidang Sosial, Dalam bidang ini masyarakat menggunakan berbagai macam jejaring sosial yang sekarang di minati masyarakat seperti facebook, twitter, skype, yahoo messenger, my space, dan sebagainya. Dalam bidang media sosial ini perkembangan teknologi informasi dapat memberikan banyak sekali manfaat, salah satunya adalah dapat mempertumakan individu dengan orang baru, dan menambah relasi antar individu. Dengan menggunakan jejaring sosial ini kita dengan mudah dapat menjalin komunikasi dengan semua user dibelahan dunia manapun. 
  • Bidang Industri/Dagang, Dalam bidang ini memudahkan bagi siapa pun yang ingin menawarkan/mempromosikan produk tertentu sehingga tidak susah susah untuk membuka toko dan promosi langsung didepan konsumen, melalui new media pedagang dapat mempromosikan produk nya melalui membuka online shop, bisa melalui facebook, twitter atau kaskus. 
  • Bidang Pendidikan, Dalam bidang ini sangat memudahkan bagi pelajar maupun pengajar dalam mendapatkan materi yang diinginkan dan dapat mengeksplor pikiran dan bahan pelajaran di sekolah mereka dengan mengakses informasi lebih luas dalam setiap mata pelajaran. Bisa melalui search engine kita bisa mendapatkan segala informasi, atau dengan fasilitas E-book, fasilitas email juga bisa membantu dalam proses menyelesaikan tugas atau saling tukar informasi. 
  • Bidang Lowongan Kerja, Dalam bidang ini bagi yang ingin mencari pekerjaan cukup searching di internet lalu mendaftar secara online bahkan bisa mengikuti tes masuk secara online juga, sehingga tidak perlu lagi datang dari kantor ke kantor menaruh cv lamaran kerja. 
  • Bidang hiburan, Pemanfaatan dari teknologi informasi dan juga komunikasi berikutnya adalah dalam hal hiburan. Teknologi informasi dan juga komunikasi saat ini mendukung media hiburan yang sangat banyak ragamnya bagi setiap orang. Contoh saja dari media hiburan berupa games, music, dan juga video, banyak orang yang bisa hilang dan juga lepas dai stress karena hiburan yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini.
2. Tantangan new media
       Sejarah panjang perjalanan media massa di dunia mencatat, tantangan media massa dari zaman ke zaman mengalami pasang surut. Bagaiman kita mengetahui dalam abad pertengahan di Eropa, kehidupan media terkungkung oleh kekuasaan pemerintah monarki yang absolut. Abad 16 adalah abad kegelapan, dimana kekuasaan tentang kebenaran hanya di miliki oleh segelintir orang bijaksana, dan media harus mejadi corong-corong kekuasaan absolut tanpa kritik ( Authoritarian Theory ). Teori pers otoriter ini berinkarnasi pasca revolusi Oktober 1917 di Uni Soviet dengan kemasan yang berbeda tapi dengan isi yang sama. Akarnya adalah kekuasaan yang otoriter dalam bentuk partai Komunis. Pers harus melayani dan menjadi alat kekuasaan partai tanpa kebebasan.
       Di Indonesia, media massa jaman Orde Lama sewaktu Presiden Soekarno berkuasa, kehidupan pers kita tumbuh didalam kungkungan sistem pers otoriter yang terselubung. Berita tidak lagi semata-mata menarik, tetapi harus memiliki tujuan yang sejalan dengan cita-cita bangsa untuk menyelesaikan revolusi nasional. Di samping diberlakukanya lembaga SIT ( Surat Izin Tjetak ), pembredelan dan pembrangusan terus berjalan terhadap penerbitan-penerbitan pers yang tidak sejalan dengan politik pemerintah. Selama sistem demokrasi terpimpin dibawah kekuasaan Soekarno, kebebasan pers benar-benar terpasung. Kebebasan pers hanya merupakan angan-angan, setiap harinya surat kabar hanya memuat pidato-pidato para pejabat. Politik seakan-akan wilayah yang hanya boleh dijamah dengan kepala tertunduk. Jika suatu berita politik dianggap tidak menguntungkan pemerintah, bisa saja berita tersebut dikategorikan sebagai anti revolusi, mengancam keselamatan negara, atau subversif.
       Jaman Orde Baru dibawah kepemimpinan Jendral Soeharto, kehidupan pers Indonesia berubah dari sistem pers otoriter terselebung menjadi sistem pers otoriter yang terang-terangan. Pers kita terpasung dan menjadi “ Pak Turut “. Orde Baru membuat rambu-rambu untuk membatasi kebebasan pers seperti SIUPP ( Surat Izin Untuk Penerbitan Pers ) untuk penerbitan pers dan sensor terhadap pemberitaan pers. Tidak cukup sampai disitu saja, pers kita juga dihantui praktek instansi militer yang sewaktu-waktu “ meminta “ ditangguhkannya pemuatan berita hanya melalui telepon. Jika suatu media tidak memetuhi “ permintaan “ ini, maka pemerintah dapat mencabut SIUPP media bersangkutan. Dibawah rezim Orde Baru, pemerintah Indonesia benar-benar menganut siaten pers otoriter yang keras sekeras pemerintah rezim sebelumnya.
       Sekarang jaman telah berubah,” wind of the change” ( angin perubahan ) telah memberi nafas kebebasan bagi media massa di Indonsia. Akan tetapi pers kita bukannya tidak punya tantangan, kedepan justru tantangan media massa di Indonesia, bahkan diseluruh penjuru dunia semakin berat dan kompleks. 

      Ada beberapa tantangan bagi perkembangan media massa kedepan. Kita katogerikan dalam beberapa identifikasi, yaitu :

     2.1  Perubahan Sosial dan Budaya massa

       Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana tingkat kehidupan masyarakat secara suka rela atau dipengaruhi unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.
      Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan nilai sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur budaya dan nilai sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual, kelompok, masyarakat, negara, dan dunia yang mengalami perubahan.
       Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek  sebagai berikut, perubahan pola pikir masyarakat, perilaku masyarakat dan perubahan budaya materi. Pertama, perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya disekitarnya  yang berakibat terhadap pemetaraan pola-pola pikir baru yang dianut masyarakat sebagai sebuah sikap modern, bahkan postmodern. Kedua, perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sistem sosial, dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru, seperti perubahan perilaku pengukuran kinerja suatu lembaga atau instansi. Ketiga, perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat, seperti model pakaian, teknologi, termasuk teknologi informasi dan sebagainya.
       Dalam teori komunikasi massa, ada teori yang populer yang disebut Hypodermic Needle Theory, yaitu kondisi yang memposisikan media massa sebagai sesuatu yang sangat kuat pengaruhnya kepada audiens. Lebih lanjut teori ini mengasumsikan bahwa para pengelola media dianggap lebih pintar dari audiens. Cara kerja media massa dalam menyajikan informasi secara langsung dan kuat memberi rangsangan atau berdampak kuat pada diri khalayak. Teori ini juga dikenal sebagai teori peluru ( bullet theory ), artinya pesan yang dikirim media massa akan mengenai sasaran yakni penerima pesan, seperti peluru yang mengenai sasaran.
       Para peneliti ilmu sosial di masa yang lalu sangat meyakini teori ini sangat efektif untuk mengendalikan massa. Audiens bisa dikelabui sedemikian rupa dari apa yang disiarkan media massa. Teori ini juga mengasumsikan media massa mempunyai pemikiran bahwa khalayak bisa ditundukkan sedemikian rupa atau bahkan bisa dibentuk dengan cara apapun yang dikehendaki media. Jasson dan Anne Hill (1997 ), mengatakan, media massa dalam teori Jarum Hipordemik mempunyai efek langsung “ disuntikan “kedalam ketidaksadaran audiens. Posisi media dianggap sebagai kekuatan aktif yang powerfull dan khalayak dalam posisi pasif.
      Perubahan sosial masyarakat yang begitu cepat dan massif seperti yang dijelaskan diatas, sangat keliru jika praktisi media massa masih bersikukuh memegang asumsi teori hipormedik. Secara teori Herber Blumer dan Elihu Katz dalam bukunya The Uses on Mass Communications : Current Perspective on Grafication Reseach ( 1974 ), mengenalkan Uses and Gratification Theory sebagai antitesa dari teori Hipordemik.
      Teori ini mengatakan bahwa pengguna media massa memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media massa, khalayak adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Audiens berusaha mencari sumber media yang paling baik didalam usaha memenuhi kebutuhannya. Uses and Gratification atau kegunaan dan kepuasan mengasumsikan pengguna mempunyai pilihan-pilihan alternatif media mana yang dapat memuaskan kebutuhannya.
      Teori usus and gratification lebih menekankan pendekatan manusiawi  dalam melihat media massa. Manusia mempunyai otonom, wewenang, kemerdekaan untuk memperlakukan media massa. Blumer dan Katz percaya banyak jalan dan beribu alasan bagi khalayak mempunyai kebebasan untuk memilih, memilah dan  menggunakan media massa dan bagaimana dampaknya bagi mereka sesuai dengan kepuasan dan kebutuhannya.
     Dalam sebuah seminar tentang media dan komunikasi di era digital yang disele-nggarakan “ Australian Education International “ Kedubes Australia di Jakarta, kamis 22 mei 2008, dan dihadiri lebih dari 160 akademisi, pakar, perwakilan kalangan profesional. Pembicara Prof. Lynette Sheridan Burns mengatakan “ Saat ini pemirsa tidak lagi merasa puas hanya menerima informasi. Mereka ingin berinteraksi  dan melakukan hal tersebut secara serentak ( real time ) dengan menggunakan teknologi bergerak “. Selanjumya Ketua Jurusan Komunikasi Universitas Sidney Barat menambahkan, “ Transformasi ini berarti kita berpindah dari zaman transmisi satu arah ke zaman baru perbincangan dua arah dan mengubah sifat serta tujuan komunikasi itu sendiri “.

    2.2  Perkembangan Teknologi Media Massa

      Belum banyak buku yang secara implisit era terakhir sejarah evolusi teknologi informasi. Faktanya fenomena perkembangan dibidang teknologi informasi ( komputer dan telekomunikasi ) sejak pertengahan 1980-an sangat pesatnya.  Ketika sebuah seminar internasional mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka tidak pernah menduga perkembangan internet akan seperti sekarang ini.
     Ibarat biji pohon ajaib yang ditanam tiba-tiba tumbuh membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Para ahli kesulitan untuk menemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal tahun 1990-an, mereka hanya mampu menyimpulkan fakta bahwa :
  • Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaanya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu mencegah mengalirnya informasi dari atau ke luar negara lain, karena batasan negara tidak dikenal dalam dunia maya. Maka dunia ini sekarang disebut the global villlage, sebuah desa global atau desa besar yang penghuninya saling kenal dan saling menyapa satu sama lain.
  • Kenyataan bahwa lingkungan bisnis sering berubah dan perkembangannya sangat dinamis, hal yang paling memusingkan kepala para pimpinan dan manajemen perusahaan. Kompetisi menjadi sangat ketat, ditambah faktor eksternal lain, seperti politik ( demokrasi ), ekonomi ( krisis ), dan sosial budaya ( reformasi ), yang secara tidak langsung menghasilkan kebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati oleh perusahaan.  Contoh undang-undang ITE,  RUU  Rahasia Negara yang sedang digarap oleh DPR. Secara operasional, hal ini sangat menyulitkan para praktisi teknologi informasi dalam menyusun sistemnya.
       Straubhaar ( 2009 ) dalam bukunya Media Now, yang dikutip Kompas menunjukkan fenomena terkini dari perkembangan media, antara lain ditandai kehadiran teknologi multimedia. Perkembangan inovatif  bidang TI dan komunikasi bukan hanya menantang produk dan layanan yang lebih dulu ada dipasar. Teknologi ikut mempengaruhi gaya hidup masyarakat, termasuk dalam pola konsumsi media, seperti beralihnya pembaca surat kabar cetak ke media online. Media baru ini bukan hanya lebih mudah diakses tetapi juga lebih murah serta cepat karena dapat diakses lewat telepon seluler.
      Dari data yang dirilis Newspaper Association of Amerika pada tahun 2008, terjadi kenaikan jumlah pengunjung surat kabar online 12,1 persen. Pada tahun 2007 jumlah pengunjung surat kabar online 60 juta dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 67,3 juta. Situs surat kabar nama besar yang paling banyak diakses, seperti The New York Times, USA Today, The Washington Post.

     2.3  Krisis Finansial Global

       Badai krisis keuangan di Amerika Serikat sejak tahun 2007, berkembang menjadi krisis ekonomi global, telah menyeret industri surat kabar negara itu menjadi bangkrut. Stop terbit, pengurangan tenaga kerja, redesain pun terjadi. PHK besar-besaran tidak dapat dihindarkan, dari Juni 2007 hingga Mei 2009 jumlah karyawan yang kena PHK telah mencapai 28.177 orang.
      Krisis ekonomi juga menghantam industri periklanan, ironisnya periklanan selama ini menjadi tulang punggung keuangan surat kabar. Pada tahun 2006 jumlah total pendapatan iklan industri surat kabar di Amerika mencapai 49,5 miliar dolar AS, tahun 2008 anjlok 23 persen menjadi 38 miliar dolar AS. Nilai saham perusahaan surat kabar di bursa saham juga menurun dratis.
       Media online Vivanews tanggal 17 Maret 2009, merilis satu lagi surat kabar AS tumbang terkena badai krisis ekonomi. Harian The Seatlle Post-Intelligencer, Senin 16 Maret 2009 mengumumkan mereka akan menerbitkan edisi cetak terakhir Selasa 17 Maret 2009 waktu setempat dan selanjutnya hanya terbit lewat internet. Surat kabar yang berdiri 1863 dengan nama Seatlle Gazette oplah hariannya mencapai 114.000 eksemplar. Harian ini menyatakan terpaksa menghentikan peredaran edisi cetaknya karena terus merugi sejak tahun 2000 dan kehilangan US$ 14 juta pada tahun 2008.
      “ Post-Intelligencer akan menjadi media cetak terbesar AS yang berubah ke edisi online, “ kata pengelola dalam halaman resminya seperti yang dikutip harian The Straits Times edisi Selasa, 17 Maret 2009. Seperti harian AS lainnya, Post-intelligencer berjuang mengatasi kehilangan pendapatan dari iklan, penurunan sirkulasi, dan pembaca yang beralih ke media gratis selama beberapa tahun terakhir. Kompas edisi Minggu 28 Juni 2009, memberitakan kabar terakhir dari manajemen The Boston Globe tengah berunding dengan serikat pekerja terkait rencana pemotongan gaji karyawannya.

3.  Elemen Media

     3.1  Komunikator 
       Komunikator dalam komunikasi massa berbeda dengan komunikator pada komunikasi interpersonal. Perbedaannya terletak pada pengiriman pesan. Dalam komunikasi interpersonal, komunikator dapat langsung mengirimkan pesan kepeda komunikan namun dalam komunikasi massa pengirim pesan merupakan institusi atau lembaga yang bekerja sama agar pesan dapat sampai kepada komunikan.
        Menurut Hiebert, Ungurait dan Bohn komunikator memiliki 3 sifat yaitu costliness yang berarti setiap pesan yang disampaikan kepada komunikan membutuhkan biaya. Complexity, sebelum pesan dapat dinikmati terdapat proses atau alur yang panjang yang melibatkan banyak orang di dalamnya. Compertiveness, adanya kompetisi yang terjadi antar media.Hiebert, Ungurait, dan Bohn (HUB) pernah mengemukakan setidak-tidaknya lima karakteristik:
  1. Daya saing (competitiveness), 
  2. Ukuran dan kompleksitas (size and complexity), 
  3. Industrialisasi (industrialization), 
  4. Spesalisasi (specialization), 
  5. Perwakilan (representation).
     3.2  Pesan
       Pesan terdiri atas Code dan Content.  Code  merupakan simbol yang digunakan  untuk menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-kata lisan, tulisan, foto, musik, dan film (moving picrures). Pada dasarnya dalam komunikasi massa media baru, sifat isi pesannya sama dengan media lama. Yaitu beebentuk pesan audio dan visual. Yang membedakan hanyalah media yang digunakan dalam penyampaian pesan tersebut. Content adalah isi atau makna dari suatu pesan, bagi setiap media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan isinya. Isi atau content dari komunikasi massa media baru secara umum hampir sama dengan media lama. Tetapi di sini, aspek hubungan juga memiliki peran yang setara dengan aspek isinya. Selain itu, pesan dalam komunikasi massa media baru dalam jumlah yang banyak, dapat dimampatkan dalam sebuah media yang praktis.

     3.3  Audience
     Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama lain di antaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.
       Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut:
  • Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
  • Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.
  • Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada.
  • Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.
  • Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator.
     3.4  Umpan Balik
     Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukkan dalam letter to the editor/surat pembaca/pembaca menulis. Jika pada komunikasi lain umpan balik terjadi langsung saat komunikator berhadapan dengan komunikan, namun pada komunikasi massa, umpan balik terjadi secara tidak langsung dan membutuhkan waktu untuk sampai kepada komunikator.  

     3.5  Gangguan

  • Gangguan Saluran
Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Gangguan juga bisa disebabkan oleh faktor luar. Misalnya, sepanjang menonton acara televisi atau membaca koran ada dua pasang anak-anak yang sedang berkelahi. Instrupsi orang lain ketika kita membaca majalah juga termasuk gangguan. Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran (misalnya) adalah pengulangan cara yang disajikan. Cara lain untuk mengatasi gangguan adalah dengan mempertajam saluran komunikasi massa. Misalnya, menghindari munculnya gangguan gelombang pada radio dengan meningkatkan kulitas teknologi yang digunakannya, memperpanjang daya hidup baterai, mengoreksi secara detail kesalahan cetak paragraf pada surat kabar sebelum dicetak atau membersihkan kotoran pada layar televisi.
  • Gangguan Semantik
Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh karena itu, gangguan semantik berarti gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri. Di dalam komunikasi antarpersona, kita telah mengetahui gangguan semantik seperti kendala bahasa, perbedaan pendidikan, status sosial ekonomi, tempat tinggal, jabatan, umur, pengalaman, dan minat. Hambatan semantik dalam komunikasi massa berbeda, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari hambatan yang terjadi pada komunikasi antar pesona.

     3.6  Gatekeeper
       Istilah gatekeeper ini pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Relations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947. Kata tersebut merupakan sebuah istilah yang berasal dari lapangan sosiologi, tetapi kemudian digunakan dalam lapangan penelitian komunikasi massa.
       Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi, mereka yang bertugas untuk memengaruhi informasi itu (dalam media massa) bisa disebut dengan gatekeeper. Hal itu juga bisa dikatakan,gatekeeper lah yang memberi izin bagi tersebarnya sebuah berita.
       Secara umum, peran gatekeeper sering dihubungkan dengan berita, khususnya surat kabar. Editor sering melaksanakan fungsi sebagai gatekeeper ini. Mereka menentukan apa yang dibutuhkan khalayak atau sedikitnya menyediakan bahan bacaan untuk pembacanya. Seoranggatekeeper bisa juga seorang produser film yang mengedit gambar dari gambar aslinya, menyensor, dan sekaligus mana bagian yang tidak sesuai.

     3.7  Pengatur
       Yang dimaksud pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi diluar media. Namun demikian, meskipun diluar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antar lain pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi professional, dan sekelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklanan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur. Pengatur bukanlahgatekeeper. Wilayah gatekeeper di dalam memengaruhi secara langsung kebijakan media. Sementara itu, pengatur itu di luar media biasanya masyarakat atau pemerintah, tetapi secara tidak langsung ikut memengaruhi kebijakan media.

     3.8  Filter
      Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamat tempat audience bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa filter, antara lain fisik, psikologi, budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik), dan yang berkaitan dengan informasi. Semua filter tersebut akan memengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang diterima dan respons yang dihasilkan. Sementara itu, audience memiliki perbedaan filter satu sama lain (Hiebert, Ungurait, dan Bohn 1985). Contohnya : Media baru yang tidak memiliki batasan alias globalisasi membuat masyarakat menjadi lebih cepat melakukan revolusi atau perubahan sehingga mempengaruhi pola kehidupan masyarakat tersebut. Selain itu pada media baru cenderung terjadi westernisasi dan modernisasi. Jadi filter disini tidak terlalu berperan karena tidak ada lagi batas ruang dan waktu.

4.  Contoh Studi Kasus Meningkatkan Peringkat di Search Engine Google

       SEO merupakan strategi pemasaran yang sangat efektif, ANA (Association of National Advertisers) melaporkan di bulan Oktober tahun 2001 bahwa 79 persen dari kebanyakan perusahaan-perusahaan besar di Amerika menggunakan Internet sebagai media promosi, dan 75 persen darinya menggunakan strategi pemasaran SEO.

      Setelah para pengunjung yang "targeted" masuk ke situs web, maka kita harus siap menyambut mereka dengan isi yang baik dan informatif, dan penulisan penjualan yang menggugah serta follow-up yang harus kita lakukan terhadap mereka.

   Dibawah ini ada tiga contoh kasus bisnis di bawah ini (diambil dari www.b2bmarketingbiz.com membantu Anda memahaminya.

1. Perusahaan Perangkat Lunak:
      Suatu perusahaan bernama welocalize.com, adalah perusahaan penyedia solusi sistem globalisasi, mendapatkan kontribusi penjualan melalui strategi SEO dan mendapatkan klien dari perusahaan-perusahaan besar berbasis multinasional walaupun hanya memiliki tim penjualan yang terbatas namun didukung oleh strategi pemasaran yang efektif. Bahkan beberapa kontrak bisnisnya bernilai enam angka dalam satuan dolar amerika. Proyeknya berupa pengintegrasian situs-situs web, intranet dan ekstranet demi kemudahan para staf, klien dan mitra bisnis di seluruh dunia.


2. Perusahaan Penyedia Solusi Konferensi:
       Karena putus asa dengan kampanye iklan banner-nya, perusahaan ini memutuskan untuk merealokasikan seluruh anggaran pemasaran online-nya dengan strategi SEO, dengan menggunakan sebuah perusahaan yang memang pakar di bidang SEO, yang bernama Webster Group International. Alhasil dari strategi tersebut adalah peningkatan penjualan hingga 500 persen dalam waktu 18 bulan. Dan saat itu tidak ada strategi pemasaran lain yang digunakan.

     Strategi SEO yang dilakukan perusahaan ini termasuk meluncurkan banyak situs penjualan yang kemudian dioptimisasi untuk situs pencari. Hal ini memang sangat bermanfaat, mengapa? Karena beberapa direktori web hanya akan memasukkan halaman utamanya saja.

     Dengan lebih dari satu produk yang dijual, kemudian membuat banyak situs web untuk masing-masing produk merupakan strategi yang bagus untuk meningkatkan visibilitas di Internet demi meningkatkan penjualan.


3. Perusahaan Eceran yang Menjual Asesoris Kamera: 

      Perusahaan yang bernama DCProDirect berhasil menaikkan pendapatannya hingga 24 persen dalam waktu enam bulan melalui SEO, yaitu dengan menggunakan pelayanan yang disebut Inceptor. “Suatu perusahaan teknologi yang spesialisnya membantu perusahaan eceran untuk memasukkan ribuan dari Stock Keeping Units-nya agar terdaftar di situs pencari,” demikian kata Marketing Sherpa. Tantangannya adalah bagaimana melakukan ekspansi pemasaran ke dunia internet tanpa meningkatkan biaya untuk mengonversi prospek menjadi customer. Selanjutnya, perusahaan ini membandingkan tiga strategi pemasaran online, yaitu: iklan bannerdirect mail dan SEO. Sebelum melakukan SEO, data pada log file  hanya akan menunjukkan 4 persen dari para pengunjung yang berasal dari situs pencari, lalu akhirnya hanya memberikan kontribusi penjualan kurang dari 1 persen. Setelah itu, dalam waktu enam bulan setelah melakukan SEO, meningkat 24 persen dari penjualan online DCProDirect yang berasal dari para yang datang dari situs pencari. Berdasarkan perbandingan tida media promosi, yaitu iklanbannerdirect mail, dan SEO perusahaan tersebut mendapati bahwa SEO telah memberikan rasio penjual yang lebih tinggi secara dramatis.